Suatu hari sekitar 3 tahun yg lalu, setelah selesai upacara pembukaan awal tahun (sekarang anak saya sdh kls 3)
Istri saya dan beberapa ibu2 sedang duduk di teras kantor pengasuhan GONTOR 1, Datang seorang bapak (sdh agak tua) yg tampak lelah dan kebingungan sedang mencari seseorang. Spontan ibu2 bertanya: nyari siapa pak?
Bapak: nyari anak saya
Ibu2: emang kelas berapa putranya
Bapak: kelas enam baru lulus kemarin, saya dapet surat undangan untuk menghadiri yudisium anak saya, tp saya baru datang karena naik kapal laut.
Ibu2: bapak darimana?
Bapak: Kalimantan
Ibu2; Kayaknya anak bapak lg pada kumpul dlm rangka persiapan pengabdian. coba bapak cari aja ke sana!
Bapak: iya tapi saya lupa wajah anak saya
Ibu2: lhaaah
😲.....kok bisa, sama anak sendiri lupa.
Bapak: iya, karena sdh lama gak ketemu.
Ibu2: maksud bapak?
Bapak: Sebenarnya saya dari waktu antar anak saya daftar capel di Gontor 2 sampai anak saya lulus, belum pernah jenguk anak saya sekalipun, krn tidak ada biaya. Dan baru kali ini saya datang karena undangan yudisium orangtua harus datang.
Ibu2: Kok bapak tegaa siiih
ðŸ˜( spontan ibu2 pada nangis)
Istri saya dan beberapa ibu2 sedang duduk di teras kantor pengasuhan GONTOR 1, Datang seorang bapak (sdh agak tua) yg tampak lelah dan kebingungan sedang mencari seseorang. Spontan ibu2 bertanya: nyari siapa pak?
Bapak: nyari anak saya
Ibu2: emang kelas berapa putranya
Bapak: kelas enam baru lulus kemarin, saya dapet surat undangan untuk menghadiri yudisium anak saya, tp saya baru datang karena naik kapal laut.
Ibu2: bapak darimana?
Bapak: Kalimantan
Ibu2; Kayaknya anak bapak lg pada kumpul dlm rangka persiapan pengabdian. coba bapak cari aja ke sana!
Bapak: iya tapi saya lupa wajah anak saya
Ibu2: lhaaah
Bapak: iya, karena sdh lama gak ketemu.
Ibu2: maksud bapak?
Bapak: Sebenarnya saya dari waktu antar anak saya daftar capel di Gontor 2 sampai anak saya lulus, belum pernah jenguk anak saya sekalipun, krn tidak ada biaya. Dan baru kali ini saya datang karena undangan yudisium orangtua harus datang.
Ibu2: Kok bapak tegaa siiih
Dari peristiwa tersebut kita bisa ambil hikmah tentang sebuah keikhlasan & pengorbanan krn keterbatasan ekonomi yg hanya cukup untuk biaya SPP bulanan aja, tak ada budget untuk jenguk anak. Dan alangkah beratnya perjuangan si anak hrs jauuh dr orangtua dan berpisah dlm waktu yg sangaat lama serta kehidupan pondok yg tentu penuh dgn suka dan duka, gimana dia sakit, atau kehabisan uang, dll.
Alhamdulillah sang Mujahid telah lulus tepat waktu, semoga perjuanganmu tidak sia2 nak...
Disalin dari tulisan id Achmad Hidayatullah di group FB Gontor News
https://www.facebook.com/groups/GontorNews/permalink/1404583146328656/
https://www.facebook.com/groups/GontorNews/permalink/1404583146328656/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar